Powered By Blogger

Thursday 12 May 2016

Ibrah dari langit di lautan biru

Setiap untaian nafas
Tersulam  episod harapan
Tanda roh dan jasad masih bersatu
Tanda akal masih berfikir
Tanda hati masih merasa



Di lautan biru itu
Tersembunyi deruan hikmah wahai teman
Andai hati, kita bisa hadirkan
Dalam memahami aturan Tuhan





Kelihatan sosok tubuh lelaki tua
Uban bersembunyi dalam kopiah lusuh putih
Berkain pelikat melayu seakan mahu pergi terawih
Mengawal gerabak kayu di samudera
Solatnya tepat diawal waktu
Di atas bumbung gerabak itu
Bertemankan langit senja
Ku melihat dengan hati berbunga
Ah pasti, banyak ilmu bisa kugali dari dia


Harapan ini hanya satu
Laksana Sultan Melaka yang inginkan Puteri Gunung Ledang
Moga sotong dicandat bertalu-talu
Hati nan riang bukan kepalang


Sotong ditunggu-tunggu entah kujung tiba
Hanya beberapa ekor yang tewas hiba
Gerabak berpindah mencari lubuk baru
Malam itu...
Seakan sotong itu tidak mahu berkawan
Sedikit sahaja yang melekat pada umpan
Lantas kami tertidur keletihan
Bertemankan kerdipan bintang dan cahaya bulan
Sungguh indah ciptaan Tuhan
Hadiah dariNya sebagai pujukan


Kami tidur berselang seli
Yang terbangun terus mencadat
Dilihatnya tiada hasil lalu tidur kembali
Seumpama roda berpusing menghabiskan waktu
Namun lelaki tua itu masih lagi gigih
Memerah keringat bersungguh-sungguh.....
Walau kulihat dia juga melelapkan mata
Hanya sebentar cuma
Dan tidaklah lama seperti kami anak muda
Yang luarnya tampak lebih gagah perkasa
Tetapi kami kalah dengan jiwa besar milik dia
Meskipun sudah 70 tahun usia


Detik 4.00 pagi
Bulan dan bintang menjadi saksi
Sotong seakan berbondong-bondong ke gerabak kami
Kata lelaki tua itu
Air sudah kembali lembut berbeda dari sebelumnya
Deras air kembali tenang
Peluang keemasan digenggam erat
Sotong-sotong itu seakan mahu bersahabat
Diantara kami ada yang mabuk laut semalaman
Diizinkan Tuhan  sembuh lekas mencandat
Sotong dimasak selagi belum tiba di daratan
Perut diisi dengan hasil tangkapan
Sungguh enak lagi melazatkan


Ku cuba memahami episod kali ini
Sabar itu mudah untuk diungkap dengan kata kata
Jari jemari ini riang sahaja mencoret sabar
Hanya dengan lima abjad membentuk satu perkataan


Hatta untuk memaknainya
Hanya jauhari mengenal manikam
Sudah tercatat rezeki kami peroleh banyak itu
Yang sememangnya ada bahagian untuk sahabat  lain
Walaupun hasil pulangan mereka lebih sedikit
Bersabarlah sahabat
Bersabar untuk kemenangan yang lebih besar
Moga tarbiah yang Tuhan hadiahkan detik itu
Bisa kita amalkan dalam kehidupan seharian
Sungguh
Agama itu menawarkan harapan
Harapan untuk terus mengejar redha Tuhan


Setidak-tidaknya
Untuk beberapa jam cuma
Kita merasai kehidupan lelaki tua itu
Mencari sesuap nasi demi kelangsungan hidup
Yang mana ternyata
Keelokan sesuatu pekerjaan
Bukanlah daripada betapa gahnya status pekerjaan itu
Namun.....
Keelokan sesuatu pekerjaan
Terletak pada keelokan budi perilakunya


Moga ibrah dari langit di lautan
Membuat kita lebih tunduk pada Tuhan
Jadikan hari esok lebih baik dari sebelumnya

Yang benar,
insan kerdil















4 comments:

  1. thumbs up sis! kipidap~ hidup pak umar! eh :D

    ReplyDelete
  2. Terbaikkk tokiee. Suka sgt !! Penuh emosi dan penceritaan

    ReplyDelete